Bahasa

Konteks

Dampak perubahan iklim, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal, tidak mengikuti aturan, dan tidak dilaporkan (IUU) mengancam keanekaragaman hayati laut dan perikanan Indonesia. Amerika Serikat dan Indonesia bermitra untuk mendukung ekosistem laut yang lebih sehat, melindungi keanekaragaman hayati, serta mewujudkan perikanan yang produktif dan menguntungkan.

Indonesia adalah produsen perikanan terbesar kedua di dunia dengan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa di Segitiga Terumbu Karang, pusat keanekaragaman hayati laut global. Sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia berperan penting dalam ekonomi negara, geopolitik, budaya, dan lingkungan alam. Lebih dari 14 juta orang terlibat secara formal di sektor perikanan, dan sekitar separuh pasokan protein hewani Indonesia berasal dari ikan. Ini menyoroti pentingnya perikanan berkelanjutan untuk mata pencaharian, ketahanan pangan, layanan ekosistem, dan konservasi keanekaragaman hayati.

USAID Collaborative Fisheries Management (Ber-IKAN)

USAID Ber-IKAN membantu Indonesia melindungi keanekaragaman hayati lautnya dengan mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan adil. Secara khusus, program ini membantu meningkatkan pengadopsian dan kepatuhan terhadap kebijakan perikanan berbasis bukti untuk perikanan prioritas; memperkuat tata kelola perikanan skala kecil; meningkatkan insentif berbasis pemerintah dan pasar untuk produk makanan laut yang berkelanjutan; dan meningkatkan perlindungan spesies laut yang langka, terancam punah, dan dilindungi yang dipengaruhi oleh praktik penangkapan ikan.

USAID Ber-IKAN akan membantu meningkatkan pengelolaan perikanan dengan menerapkan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan. Proses ini akan memandu penyusunan desain secara kolaboratif, implementasi, dan adaptasi insentif berbasis kemitraan dan pasar untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan. USAID Ber-IKAN akan mempromosikan investasi yang memperluas akses pasar dan memperkuat mata pencaharian masyarakat perikanan skala kecil dan nelayan, terutama yang mewakili perempuan, orang muda, masyarakat adat, dan kelompok minoritas.

Perikanan Prioritas dan Lokasi Geografis

USAID Ber-IKAN bekerja di delapan provinsi di bawah dua Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, memperkuat pengelolaan tuna, kakap/kerapu, rajungan, dan ikan pelagis kecil agar berkelanjutan.

  • WPPNRI 711: Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat sebagai provinsi fokus
  • WPPNRI 715: Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat/Papua Barat Daya.

Hasil yang Diharapkan

  • Sedikitnya lima juta hektar kawasan perikanan prioritas yang signifikan secara biologis dikelola dengan lebih baik dan berketahanan iklim;
  • Sedikitnya lima target perikanan dikelola secara berkelanjutan dengan menerapkan strategi pemanfaatan perikanan; dan,
  • Lima ribu orang mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih tinggi dengan membaiknya pengelolaan perikanan sasaran.

Narahubung

Celly Catharina, USAID di ccatharina@usaid.gov

Image
Petugas lapangan dari Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) mengukur panjang tuna ekor kuning menggunakan jangka sorong di Desa Tippulue, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Indah Rufiati untuk USAID
Share This Page