Bahasa

Konteks

Indonesia terus berjuang menangani HIV dan upaya untuk mengelola epidemi semakin sulit setelah adanya pandemi COVID-19. Bersama Amerika Serikat, Indonesia berkomitmen untuk mengatasi epidemi dengan memperkuat pelayanan HIV sekaligus stigma dan diskriminasi.

Dengan perkiraan 526,841 orang (dewasa dan anak-anak) yang hidup dengan HIV (ODHIV) pada tahun 2020, Indonesia perlu meningkatkan upaya penanganan epidemi ini, terutama karena hanya sekitar 32 persen ODHIV yang menggunakan obat antiretroviral. Selain hambatan dalam sistem kesehatan, ODHIV menghadapi isu-isu terkait gender dan hak asasi manusia yang menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas agar dapat menikmati kualitas hidup yang baik.

Advocacy for Improved HIV/AIDS Service Delivery (Advocate4Health)

USAID, melalui Advocate4Health, berupaya meningkatkan layanan HIV bagi mereka yang paling rentan terhadap penularan dan diskriminasi. Program tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap obat HIV yang lebih efektif dan memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan pengobatan sebelumnya; meningkatkan penerapan pemberian obat dalam jangka waktu beberapa bulan (misalnya, pemberian untuk tiga atau enam bulan) sehingga pasien tidak perlu terlalu sering mengunjungi klinik kesehatan; mempromosikan tes HIV mandiri untuk menjangkau pasien yang tidak mau dites; dan memperluas penggunaan profilaksis pra pajanan (PrEP) untuk mengurangi kemungkinan infeksi HIV pada kelompok berisiko tinggi. Selain itu, Advocate4Health membahas kualitas dan ketersediaan layanan, dukungan, dan pengobatan terkait HIV serta menyoroti aspek kesetaraan, terkait gender, dan hak asasi manusia dalam layanan HIV.

Kegiatan Advocate4Health akan memberikan dukungan kepada hampir 103.000 ODHIV di 13
kabupaten/kota di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Hasil yang Diharapkan

Advocate4Health akan:

  • Melakukan advokasi berbasis bukti kepada pemerintah kabupaten/kota untuk pelayanan ramah pasien kepada populasi kunci (kelompok dengan risiko HIV lebih tinggi)
  • Menyusun dan memberikan dukungan untuk penggunaan pedoman pemantauan oleh komunitas di tingkat nasional dan kabupaten/kota
  • Menyosialisasikan hasil kajian persepsi mutu pelayanan ODHIV, mutu perawatan, kekerasan berbasis gender, dan dampak pandemi COVID-19 terhadap pelayanan kepada Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kabupaten, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, organisasi masyarakat sipil, fasilitas kesehatan, dan komunitas ODHIV
  • Menyusun ringkasan kebijakan dan produk komunikasi lainnya serta menyelenggarakan pertemuan sosialisasi data dengan Kementerian Kesehatan, mitra pelaksana USAID, dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi, serta perwakilan komunitas; dan
  • Meningkatkan kesadaran tentang pengobatan dan model pelayanan terbaru, seperti pemberian obat untuk persediaan beberapa bulan kepada ODHIV yang membantu memastikan keberlanjutan pengobatan.

Narahubung

Tetty Rachmawati, USAID di trachmawati@usaid.gov
Meirinda Sebayang, Jaringan Indonesia Positif di sebayang@jip.or.id

 

Image
Klinik kesehatan mengirimkan antiretroviral langsung ke rumah pasien.
USAID Linkages
Share This Page